Sabtu, 27 September 2014

Diskriminasi
Muslim di Cina Antara Etnis Hui dan Etnis Han
SPI MODERN
Fathzry Ardillah
Menulis Adalah Karya Terhebat Di Dunia
2014





Daftar Isi
   Daftar Isi……………………………………………………………………………………
Abstsrak…………………………………………………………………………………………………
Ø  Sejarah Bangsa Hui……………………………………………………………………………………
Ø  Perlindungan Bangsa Hui pada Dinasti Ming……………………………………………………….
Ø  Penganiayaan  Umat Muslim Dimasa Dinasti Qing……………………………………....
Ø  Perpindahan ke Kirzgizstan- orang Dungan………………………………………………………..
Ø  Muslim Hui Menjadi 2 Wilayah…………………………………………………………………………
Ø  Diskriminasi Muslim Suku Hui dengan Suku non Muslim Han:
Ø  A. Diskriminasi Pada Bidang Budaya…………………………………………………………………..
Ø  B. Diskriminasi Pada Bidang Ekonomi…………………………………………………………………
Ø  C. Diskriminasi Pada Bidang Sosial ……………………………………………………………………..
Ø  D. Diskriminasi Pada Bidang Politik……………………………………………………………………..
Ø  E. Diskriminasi Pada Bidang Pendidikan………………………………………………………………
Ø  Etnis Han Melanggar HAM ( Hak Asasi Manusia)…………………………………………………
Ø  Kesimpulan dan pernyataan…………………………………………………………………
Ø  Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………




Abstrak
Diskiriminasi Warga Muslim di China
                Cina adalah Negara satu negara yang menganut system pemertintahan komunis dan juga selalu membedakan Antara agama dengan keadaan politik serta  sosialnya, banyak sejarahwan yang mengatakan bahwa penyebaran agama islam dimulai sekitar abad ke 7, disaat itu dinasti Tang menerima hubungan diplomatik dengan khalifah utsman bin affan melalui delegasi 15 orang yang dipimpin sa’ad bin abi waqads yang mula-mula membuka hubungan perdagangan Antara Dinasti tang dan  Khalifah usman bin affan, akan tetapi para pedagang muslim yang berasal dari Jazirah arab juga memanfaatkan  keadaan ini untuk menyebarkan Agama islam terbukti etnis yang pertama masuk kedalam agama islam ialah etnis Heuchi dan masjid yang pertama dibuat adalah masjid Huaisheing        
            Pada gambar diatas tampak gambar Masjid yang pertama kali berdiri didaratan cina yaitu masjid Huaisheing walaupun masjid ini sudah mengalami renovasi beberapa kali dengan acara anggaran dari warga Muslim Hui gotong royong tanpa bantuan pemerintah Han.(sumber gambar en.wikipedia.org/masjid Huaisheing)    
Pada sekitar abad 16 M diskriminasi mulai Nampak yang dibuat oleh pemerintah cina oleh kaum muslimin yang masih minoritas didaratan cina hingga saat ini, Diskiriminasi ini mulai bergejolak kembali pada sekitar abad 19 dan menimpa Muslim suku  Uighur (Hui) yang saat itu baru masuk kedalam Negara cina pada tahun 1949 dimana sebelumnya bangsa Uighur diperebutkan oleh beberapa Negara Inggris, Jepang dan Turki karena kekayaan SDAnya yang berlimpah didaerah Xinjiang.
            Menurut Anshari Thayib  yang ada dalam bukunya “Islam di cina”, warga muslimin mendapatkan diskriminasi yang sangat tidak menyenangkan seperti  kebijakan pemerintah cina yang mengeluarkan kebijakan bahwa umat muslim Uighur dilarang melakukan puasa ramadhan terkecuali sudah muslim tersebut sudah berumur 18 tahun dan juga membuat kebijakan bahwa Suku Han diurumqi mendapatkan gaji yang lebih tinggi sekitar 4 kali lipat lebih dari muslim Uighur yang berada di xinjiang, Penyebab inilah muslim Uighur menolak kebijakan tersebut dan bahkan menetang pemerintah cina yang menyebabkan 184 orang tewas, 1700 orang terluka termasuk dari pemerintah cina dan lebih tragis lagi 1434 muslim Uighur di cina diculik oleh pemerintah cina.




            Diskirminasi warga muslim sangatlah terasa jika kita hidup diNegara yang minoritasnya pemeluk agama islam ditambah lagi Negara yang kita tempati Negara yang mempunyai system pemerintahan sekuler,sudah pasti Negara tersebut melanggar HAM tentang kebebasan seseorang melakukan peribadatan mengenai agamanya. Berangkat dari sinihlah betapa beruntungnya muslim di Indonesia yang mayoritas dan mempunyai sistem Negara Bhineka Tunggal Ika yang masih bisa mengharagai satu dengan yang lain. Metode yang dilakukan oleh penulis ialah metode penelitian multidimensional yang mempunyai sudut pandang bukan hanya muatan politik saja.










-          Sejarah Keberadaan Bangsa Hui
Walaupun orang Hui merupakan salah satu dari kaum minoritas nasional Cina, mereka tidak terdiri dari bangsa yang seragam. Mereka berasal dari Arab, Persia, Asia Tengah, dan Mongol, dan tiba di Cina dalam beberapa tahap. Utusan Islam Arab pertama datang ke Cina di masa Wangsa Tang pada 651 M, sembilan belas tahun setelah Nabi Muhammad wafat dan satu tahun setelah penaklukan bangsa Arab oleh Persia. Sejak itu, walau pun sebagian besar mereka merupakan orang Arab, tak dipungkiri juga terdapat pedagang Persia yang bermukim di pesisir tenggara Cina. Sekitar tahun 758 M, kaisar Cina Tang mengajukan permohonan pada Khalifah Abbasiyyah di Baghdad untuk mengirimkan 20.000 bala tentara untuk membantu memadamkan pemberontakan An Lushan. dan Para serdadu Arab serta Persia ini tinggal di Cina, Selanjutnya bermukim di wilayah-wilayah barat laut Ningzia dan Gansu. Setelah itu, pada 801M bangsa Tibet melibatkan 20.000 tentara bayaran Arab dan Sogdiana untuk membantu mereka dalam perang melawan kerajaan Nanzhao di Yunan, sebelah barat daya Cina. Walaupun Tibet mengalami kekalahan, para prajurit Muslim ini tetap tinggal di daerah itu. Gelombang kedatangan bangsa Arab terjadi lagi saat 15.000 prajurit Arab tiba pada tahun 1070 M dan  pada tahun1080 M pula atas undangan kaisar Cina yang bernama Song Sebelah Selatan untuk membangun sebuah kawasan penyangga di Cina, sebelah timur laut antara kerajaannya yang menciut dan Kekaisaran Khitan yang meluas.
Akan tetapi, bagian terbesar dari masyarakat Hui turun dari dua sampai tiga juta orang Muslim Asia tengah yang dibawa oleh penguasa Mongol, Khubilai (Kublai) Khan ke Cina pada tahun sekitar 1270an sebagai pasukan tempur cadangan. Mereka membantu penaklukannya atas Cina sebelah selatan di 1279 dan, di masa damai, menetap di seluruh Cina sebagai pedagang, buruh tani, dan pengrajin.
Salah satu cucu Khubilai Khan, yaitu Ananda, dibesarkan oleh orangtua asuhnya yang Muslim Persia. Pada 1285, ia menjadi Pangeran di Anxi, sebuah wilayah yang membentangi wilayah kerajaan Tangut yang takluk di Gansu, Ningzia, dan Sichuan. Kaum Tangut mengikuti perpaduan ajaran Buddha Tibet dan Cina. Bersama sepupunya, Ghazan Khan dari Wangsa Ilkhaniyyah di Persia, Pangeran Ananda menjadi mualaf pada 1295. Alhasil, 150.000 bala tentara Mongol yang kuat di Anzi dan sebagian besar kaum Tangut juga menganut Islam. Oleh karena itu, pada akhir Wangsa Yuan Mongol pada 1368, orang Hui menjadi kaum minoritas terbesar di Cina.

-          Perlindungan terhadap Orang Hui Selama Dinasti Ming

Menurut banyak cendekiawan, pendiri Dinasti Ming, ialah orang  Cina Han pribumi yang memerintah Cina setelah bangsa Mongol, sebetulnya merupakan seorang keturunan Hui, walaupun kenyataan ini tetap disembunyikan. Setelah mengalahkan bangsa Mongol, ia memberikan kemerdekaan keagamaan, politik, dan ekonomi pada masyarakat Hui. Akan tetapi, sebagai cara untuk melindungi mereka dari prasangka orang Cina Han, ia memerintahkan bahwa orang Hui wajib menikahi, berbicara dalam bahasa, dan berbusana layaknya orang Cina. Sejak saat ini, orang Hui kehilangan akar kebudayaan mereka yang beragam dan berasal dari nenek moyang mereka yaitu bangsa arab dan india .

-          Penganiayaan Umat Muslim oleh Manchu semasa Dinasti Qing

Sebagai reaksi keras terhadap perlindungan Ming atas orang Hui, Dinasti berikutnya yang memerintah Cina, ialah Dinasti Qing Manchu  pada tahun 1644 – 1912, disaat memulai tindakan penganiayaan terhadap orang Muslim di Cina. Penganiayaan ini merembet  hingga ke umat Muslim Uighur di daerah Turkistan Timur . Pada Sekitar  tahun 1648 M dan 1878M, lebih dari dua belas juta orang Muslim Hui dan Uighur terbunuh dalam  kegagalan melawan penindasan yang dilakukan Dinasti Qing. Dilain Pihak Warga Muslom Tibet juga mendapatkan penindasan oleh pasukan-pasukan Manchu dan Etnis Cina Han. Penganiayan ini juga merusak Sosial kebudayaannya dan Regenerasi Muslim diTibet.

-          Perpindahan ke Kirgizstan – Orang Dungan

Terdapat dua gelombang orang Hui berpindah ke Turkistan Barat di bawah kekuasaan Rusia pada akhir abad ke-19. Kelompok yang pertama tiba pada 1878 dari Gansu dan Shanzi, setelah permberontakan yang gagal melawan kekuasaan Manchu. Gelombang yang kedua datang pada 1881 dari lembah Sungai Ili di Turkistan Timur sebelah barat jauh. Bangsa Rusia telah menduduki daerah ini pada 1871, tapi setelah wilayah tersebut kembali ke pangkuan Cina dengan berlakunya Perjanjian St. Petersburg pada 1881, penduduk setempat diberi pilihan menjadi warga negara Cina atau Rusia. Dua gelombang pendatang Hui ini sebagian besar bermukim di lembah Sungai Chu Kirgizstan, dekat Bishkek. Mereka menyebut dirinya Orang Dungan karena sudah bertransmigrasi.

Hui menjadi 2 wilayah :Wilayah  Barat dan Wilayah Timur

Kini, orang Hui di Cina terbagi menjadi dua kelompok besar. Orang Hui wilayah Barat, berpusat di Ningxia, juga hidup di Gansu (baik di bagian dalam maupun luar Amdo), Qinghai, belahan barat Mongolia Dalam, dan provinsi-provinsi Cina sebelah utara seperti Shaanzi, Shanxi, Henan, dan Hebei. Inilah orang-orang Muslim yang dalam jumlah besar pindah ke Tibet Tengah dan yang sekarang memiliki sepertiga dari keseluruhan toko yang ada di Lhasa. Pusat kerohanian dan kebudayaan mereka adalah Lingxia, yang berkedudukan di antara Wihara Labrang dan Lanzhou di Gansu. Orang Hui Timur utamanya tinggal di belahan timur Mongolia Dalam berikut adalah Peta yang menggambarkan keadaan atau penyebaran Muslim-Muslim di Cina
(Sumber Gambar : GoogleSchoolar/Penyebaran muslim di cina)
Diskriminasi muslim cina mulai terasa setelah abad 19 dimana pemerintah yang dipegang oleh etnis Han secara otoriter melakukan pengucilan atau diskriminasi-diskriminasi dalam bidang tertentu yaitu diantaranya diskriminasi melalui Bidang Budaya, Bidang  Ekonomi, Bidang  Sosial dan Bidang Politik serta Bidang Pendidikan
-          Diskirminasi melalui bidang budaya
            Sedikit demi sedikit muslim Hui mulai terpinggirkan dari segi budaya seperti yang kita kenal Muslim Hui di abad 19 M dimana mereka selalu melakukan buka puasa bersama ketika dibulan Ramdhan tiba akan tetapi pemerintah cina mulai melarang kegiatan tersebut sedikit demi sedikit dengan melarang kegiatan tersebut dengan cara melarang berpuasa pada muslim hui dibulan Ramadhan bagi yang belum genap berusia 18 tahun ke atas. Berikut artikel yang menjelaskan mengenai pemerintahan Cina Melarang Muslim hui untuk berpuasa.
Pemerintah Cina melarang Muslim berpuasa selama bulan Ramadhan. Kebijakan larangan berpuasa itu ditujukan kepada penduduk Muslim di wilayah barat laut, yaitu Xinjiang, di mana larangan berpuasa selama bulan suci Ramadhan itu diberlakukan  ungkap surat kabar The National, Kamis. Pemerintah pusat Cina memberlakukan kebijakan larangan berpuasa itu, bertujuan menekan ekstrimisme Islam, ujar tokoh Partai Komunis Cina, yang diposting kepada  berbagai situs web pemerintah tentang larangan kegiatan puasa di bulan Ramadhan oleh Muslim, serta termasuk larangan mengunjungi masjid, ungkap surat kabar The National yang berbasis di UEA. 

            Pemerintah pusat Cina juga meminta pejabat di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur untuk mencegah penduduk Muslim setempat  berpuasa,karena akan berdampak terhadap kondisi kesehatan, tambah pejabat Cina itu.Larangan itu telah menyebabkan kelompok hak asasi di pengasingan memperingatkan kemungkinan akan terjadinya kekerasan baru. Kongres Uighur Dunia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan memaksa "Orang-orang Uighur  melakukan perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah China lebih keras," menurut The National.
            "Dengan melarang puasa pada bulan Ramadhan, pemerintah Cina menggunakan struktur kekuasaan yang dimilikinya, pemerintah Cina memaksa  Muslim Uighur  makan di siang hari sebagai upaya agar mereka buka puasa," kata Dilshat Rexit, juru bicara kelompok Muslim Uighur. Sebuah pernyataan yang juga dirilis dari Zongland sebuah kota Xinjiang di distrik Kashgar mengatakan "Pejabat di kabupaten itu  mengeluarkan kebijakan komprehensif untuk menjaga stabilitas sosial selama periode Ramadhan", ungkapnya. Pernyataan, yang diposting di situs web pemerintah Xinjiang, kemudian pemimpin partai diinstruksikan membawa "hadiah" makanan untuk para pemimpin lokal, dan menyatakan mereka makan selama bulan Ramadhan. Kita juga pernyataan diposting dengan biro pendidikan Wensu county menyarankan juga memastikan bahwa siswa makan di siang hari,  dan tidak ada yang masuk masjid selama bulan suci 30 hari.

Ada sekitar sembilan juta orang Uighur, yang berbahasa Turki yang merupakan  etnis mayoritas Muslim di wilayah Xinjiang. Mereka menghadapi tindakan yang sangat keras dari pamerintah Cina, diusir, ditahan, dan sebagian dibunuh, dan diusir, akibat mereka beragama Islam. Pada bulan Juli 2009, di Xinjiang terjadi kekerasan yang hebat, akibat tindakan pemerintah pusat Cina, yang terus-menerus menghancurkan Muslim di Uighur, yang tidak mau tunduk atas kebijakan pemerintah Cina yang sangat bengis terhadap mereka.
Tidak ada pilihan yang mereka lakukan kecuali mereka melakukan perlawanan terhadap militer pemerintah Cina, yang sangat brutal terhadap penduduk Muslim di Uighur. Kekerasan itu mengakibatkan sekitar 200 Muslim Uighur tewas (Sumber artikel dikutip dari VOA-Islam.Com)
Dari artikel yang penulis paparkan diatas sudah sangat jelas pemerintah cina melarang adanya kegiatan puasa Ramadhan dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) mungkin maksud dari kebijakan tersebut ialah atas kesamaan yang menganut system komunisme akan tetapi sangat tak rasional jika kita menelaah system komunisme dengan syariah agama Islam sendiri
Foto ini saat muslim Hui menolak dan mengencam kebijakan Pemerintah Cina yang melarang Muslim Hui untuk berpuasa dibulan Ramdhan yang mengakibatkannya 200 Muslim Hui Meninggal dunia akibat bentrok dengan aparat kepolisian setempat. Jika puasa Ramadhan masih boleh dilaksanakan maka muslim Cina Hui dalam menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi buka puasa bersama dengan biaya gotong royong berikut gambar yang di ambil dari muslim hui di xinjiang suasana buka puasa.
 
 Kita bisa lihat sebelah kanan ialah saat para muslim hui beribadah dibulan suci Ramadhan dan hati kita yang melihat sangatlah tentram (sumber foto Xinhuanet.com)
-          Diskriminasi Melalui bidang Ekonomi
            Ekonomi adalah salah satu penguat bangsa dimana adanya factor ekonomi yang kuat terdapat pula negeri atau bangsa yang kuat.Ternyata Muslim Hui di cina juga mendapatkan tekanan pada bidang ekonomi yaitu mereka mendapatkan kebijakan untuk membayarkan pajak jauh lebih besar dibandingkan dengan para non muslim yang bernamakan Han di xinjiang cina.
            Ekonomi inilah dimana muslim hui juga mengurang pendapatannya jika perpajakannya dinaikan hingga 2x lipat, beberapa tokoh muslim hui berpendapat bahwa kebijakan ini sangatlah berat sebelah dan memutuskan untuk melakukan unjuk rasa alias berdemo di depan gedung pemerintahan yang di kuasai oleh etnis Han, akan tetapi demo atau unjuk rasa ini berajalan dengan alot bahkan  terjadi unjuk rasa muslim Hui tersebut bersimbah darah dikarenakan Pemerintah Han membubarkan paksa para demostran. (sumber artikel Yasmina.com)
            Bukan Hanya dari segi perpajakan Muslim Hui didiskriminasikan sumber lain mengatakan bahwa ketika para petani Hui ingin menjualkan barang hasil panennya maka harus melapor kepada pemerintah cina terlebih dahulu dan akan dijual dengan harga dibawah harga pasaran yang berlaku dinegeri Cina tersebut. (Sumber “Xinjiang Uighurs bitter at invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report from Urumqi, 13 May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic Commission”)
-          Diskiriminasi Melalui Bidang Social
            Seperti yang banyak kita ketahui bahwa setiap Negara islam atau yang mempunyai penduduk muslim mereka selalu menggunakan Bahasa arab jikalau ingin berbicara selain Bahasa ibu di negerinya tinggal, disinilah cela kebijakan pemerintah Han untuk melarang penggunaan Bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari dan hanya boleh menggunakan Bahasa Mandarin saja.
            Kebijakan ini pula berdampak pada dilarangnya Sekolah-sekolah yang mengajarkan baca seni Al-Qur’an dan bahkan lebih dari 100 masjid sudah di sama ratakan dengan tanah dengan alih-alih untuk pemekaran kawasan atau daerah, tak hanya diam muslim hui pun melakukan serangan balik dengan melakukan gerakan-gerakan Sparatis. Dan ketika cina menyelegrakan Olimpiade Beijing sebenarnya juga memakan korban Masjid guna memperlancarkan jalannya olimpiade Beijing tersebut yang diikuti oleh seluruh lapisan Negara di dunia ini. (sumber artikel wall streetjurnal/gerakan sparatis muslim hui dan penghancuran masjid)

-          Diskriminasi Pada bidang  Politik
            Sebagai etnis yang berkuasa didaerah Xinjiang cina, Han selalu mempunyai power untuk melemahkan kaum minoritas yaitu muslim hui seperti kebijakan dilarang memasukan Muslim Hui dalam pemerintahan setempat jikalau ingin masuk dalam pemerintahan akan mendapatkan tes yang sangat tulis sehingga banyak dari muslim Hui tak lolos dalam penerimaan bekerja dipemerintahan.
            Dengan Sebab ini pula kebanyakan Muslim Hui menjadi pengangguran terbesar didaratan Negara Cina, jika mereka menganggur maka pekerjaan yang mereka kerjakan pasti hanya berladang atau berkebun. Sudah penulis terangkan bahwa hasil panen dari pertanian muslim Hui dijual sangat murah oleh pemerintah cina diluar dari harga pasaran dan disaat ini juga Muslim Hui sangat sulit mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintahan cina sekali pun ada persyaratannya pastilah dipersulit.
-          Diskriminasi Pada bidang Pendidikan
            Muslim Hui bisa dikatakan sangatlah susah/sulit jika  untuk mendapatkan Pendidikan apalagi mendapatkan pendidikan mengenai pelajaran agama islam disekolah walaupun sekolah tersebut bernafaskan Madrasah, Muslim Hui jika ingin mendapatkan pengetahuan agamanya meraka hanya belajar pada orang-orang ahli Agama Islam di daerah tempat tinggalnya dengan cara bersembunyi karena mereka belajar agama masih di awasi oleh aparatur pemerintahan.
            Berangkat dari sinihlah kebanyakan dai atau ulama-ulama cina mengajarkan atau memberikan pengajaran agama secara diam-diam kepada muslim Hui di Xinjiang Cina. Mereka mulai belajar kembali tentang Al-Qur’an dan Hadits serta ilmu-ilmu yang menyangkut tentang syariah islam yang lainnya. Bahkan ketika Solat Jum;at diadakan di salah satu masjid di daerah xinjiang dikawal sangat ketat oleh tentara-tentara dari pemerintah Cina guna memantau jalannya Khutbah jum’at takut jika dalam isi khutbahnya melakukan ajakan memberontak kepada pemerintahan Cina.
-          Etnis Han Melanggar HAM (Hak Asasi Manusia)
            Han adalah salah satu dari sekian warga non muslim yang hidup didaerah xinjiang Cina mereka  sebenernya menjadi sorotan dimata dunia mengenai peristiwa”Unjuk rasa yang dilakukan oleh muslim Hui yang menghasilkan pendarahan dan luka berat bahkan terjadi kematian” PBB ditahun 1949 menindak tegas acara yang melanggar HAM tersebut akan tetapi mereka bersih keras mengakatan hal ini harus dilakukan jika tidak takut akan terjadi pemberontakan yang lebih besar lagi melawan pemerintahan etnis HAN.

            Menurut penulis diskriminasi diatas saja sudah melanggar HAM berat, ditambah lagi pemerintah cina menggusur rumah-rumah hunian muslim hui di xinjiang dapat kita liat di youtube.com/ The Uighurs versus the Chinese Government dan masih banyak lagi pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah cina dalam melanggar mendiskriminasikan muslim Hui.








Kesimpulan
            Muslim Hui adalah satu dari sekian etnis muslim yang ada didaratan Cina dan berkembang di pemerintahan Cina, Muslim Hui juga dapat berkembang pesat karena adanya hubungan diplomatis terhadap Terhadap Dinasti Ming dan Kekhalifaan Usman Bin Affan yang saat itu berkuasa pada daerah jazirah arab sepeninggalan Rasulullah saw.
            Seperti yang kita ketahui selain hubunga diplomatis dan perdagangan pemerintah Dinasti Ming dengan secara resmi meminta Bantuan kepada khalifah usman bin affan guna meredam pemberontakan yang terjadi dimasa itu dan sekaligus mempersilahkan umat islam yang berasal dari arab, india dan mesir menempati daerah xinjiang sebagai balas budi Dinasti Tang terhadap prajurit-prajurit islam.
            Akan tetapi Diskriminasi mulai berkembang di kalangan elit penguasa setelah Dinasti Ming bubar atau runtuh, hingga sekarang banyak terjadinya diskriminasi baik dari bidang Sosial, Ekonomi, Politik,Budaya dan Pendidikan bahkan dari sinihlah terjadinya pelanggaran HAM besar di Kawasan Pemerintahan Cina dan sempat mencuat di PBB.
Dengan ini saya menyatakan Paper yang bertemakan “Diskriminasi Muslim di Cina Antara Etnis Hui dan Etnis Han”saya buat tanpa melakukan tindakan Plagiatrisme. Walaupun sang penulis mengetahui Paper yang dibuatnya masih jauh dari kata sempurna tapi besar harapan penulis paper yang dibuat dapat dibaca dan menjadi sarana informasi tentang keadaan diskriminasi Muslim Hui di Xinjiang Cina.




Daftar Pustaka
ü  Osman Abdullah Chuah, penelitian tentang interaksi antara minoritas Muslim Cina, Hui dengan non - Muslim International Islamic University Malaysia , Selangor , Malaysia. 27 Februari - 3 Maret 2001, New York, NY.
ü  www.Wall Street Jurnal/gerakan sparatis muslim hui dan penghancuran masjid.com
ü  Xinjiang Uighurs bitter at invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report from Urumqi, 13 May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic Commission

ü  http ://www.youtube.com/Uyghur still being Killed, look at the video and you will see

Tidak ada komentar:

Posting Komentar