Diskriminasi
Muslim di Cina Antara Etnis Hui dan Etnis Han
SPI MODERN
Fathzry Ardillah
Menulis Adalah Karya Terhebat Di Dunia
2014
Daftar Isi
Daftar Isi……………………………………………………………………………………
Abstsrak…………………………………………………………………………………………………
Ø Sejarah
Bangsa Hui……………………………………………………………………………………
Ø Perlindungan
Bangsa Hui pada Dinasti Ming……………………………………………………….
Ø Penganiayaan Umat Muslim Dimasa Dinasti Qing……………………………………....
Ø Perpindahan
ke Kirzgizstan- orang Dungan………………………………………………………..
Ø Muslim
Hui Menjadi 2 Wilayah…………………………………………………………………………
Ø Diskriminasi
Muslim Suku Hui dengan Suku non Muslim Han:
Ø A.
Diskriminasi Pada Bidang Budaya…………………………………………………………………..
Ø B.
Diskriminasi Pada Bidang Ekonomi…………………………………………………………………
Ø C.
Diskriminasi Pada Bidang Sosial ……………………………………………………………………..
Ø D.
Diskriminasi Pada Bidang Politik……………………………………………………………………..
Ø E.
Diskriminasi Pada Bidang Pendidikan………………………………………………………………
Ø Etnis
Han Melanggar HAM ( Hak Asasi Manusia)…………………………………………………
Ø Kesimpulan
dan pernyataan…………………………………………………………………
Ø Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………
Abstrak
Diskiriminasi Warga Muslim di China
Cina
adalah Negara satu negara yang menganut system pemertintahan komunis dan juga
selalu membedakan Antara agama dengan keadaan politik serta sosialnya, banyak sejarahwan yang mengatakan
bahwa penyebaran agama islam dimulai sekitar abad ke 7, disaat itu dinasti Tang
menerima hubungan diplomatik dengan khalifah utsman bin affan melalui delegasi
15 orang yang dipimpin sa’ad bin abi waqads yang mula-mula membuka hubungan
perdagangan Antara Dinasti tang dan Khalifah
usman bin affan, akan tetapi para pedagang muslim yang berasal dari Jazirah
arab juga memanfaatkan keadaan ini untuk
menyebarkan Agama islam terbukti etnis yang pertama masuk kedalam agama islam
ialah etnis Heuchi dan masjid yang pertama dibuat adalah masjid Huaisheing
Pada gambar diatas tampak gambar
Masjid yang pertama kali berdiri didaratan cina yaitu masjid Huaisheing
walaupun masjid ini sudah mengalami renovasi beberapa kali dengan acara
anggaran dari warga Muslim Hui gotong royong tanpa bantuan pemerintah Han.(sumber
gambar en.wikipedia.org/masjid Huaisheing)
Pada
sekitar abad 16 M diskriminasi mulai Nampak yang dibuat oleh pemerintah cina
oleh kaum muslimin yang masih minoritas didaratan cina hingga saat ini,
Diskiriminasi ini mulai bergejolak kembali pada sekitar abad 19 dan menimpa
Muslim suku Uighur (Hui) yang saat itu
baru masuk kedalam Negara cina pada tahun 1949 dimana sebelumnya bangsa Uighur
diperebutkan oleh beberapa Negara Inggris, Jepang dan Turki karena kekayaan
SDAnya yang berlimpah didaerah Xinjiang.
Menurut Anshari Thayib yang ada dalam bukunya “Islam di cina”, warga
muslimin mendapatkan diskriminasi yang sangat tidak menyenangkan seperti kebijakan pemerintah cina yang mengeluarkan
kebijakan bahwa umat muslim Uighur dilarang melakukan puasa ramadhan terkecuali
sudah muslim tersebut sudah berumur 18 tahun dan juga membuat kebijakan bahwa
Suku Han diurumqi mendapatkan gaji yang lebih tinggi sekitar 4 kali lipat lebih
dari muslim Uighur yang berada di xinjiang, Penyebab inilah muslim Uighur
menolak kebijakan tersebut dan bahkan menetang pemerintah cina yang menyebabkan
184 orang tewas, 1700 orang terluka termasuk dari pemerintah cina dan lebih
tragis lagi 1434 muslim Uighur di cina diculik oleh pemerintah cina.
Diskirminasi warga muslim sangatlah
terasa jika kita hidup diNegara yang minoritasnya pemeluk agama islam ditambah
lagi Negara yang kita tempati Negara yang mempunyai system pemerintahan
sekuler,sudah pasti Negara tersebut melanggar HAM tentang kebebasan seseorang
melakukan peribadatan mengenai agamanya. Berangkat dari sinihlah betapa beruntungnya
muslim di Indonesia yang mayoritas dan mempunyai sistem Negara Bhineka Tunggal
Ika yang masih bisa mengharagai satu dengan yang lain. Metode yang dilakukan
oleh penulis ialah metode penelitian multidimensional yang mempunyai sudut
pandang bukan hanya muatan politik saja.
-
Sejarah Keberadaan Bangsa Hui
Walaupun orang Hui merupakan salah satu dari kaum minoritas nasional
Cina, mereka tidak terdiri dari bangsa yang seragam. Mereka berasal dari Arab,
Persia, Asia Tengah, dan Mongol, dan tiba di Cina dalam beberapa tahap. Utusan
Islam Arab pertama datang ke Cina di masa Wangsa Tang pada 651 M, sembilan
belas tahun setelah Nabi Muhammad wafat dan satu tahun setelah penaklukan
bangsa Arab oleh Persia. Sejak itu, walau pun sebagian besar mereka merupakan
orang Arab, tak dipungkiri juga terdapat pedagang Persia yang bermukim di
pesisir tenggara Cina. Sekitar tahun 758 M, kaisar Cina Tang mengajukan
permohonan pada Khalifah Abbasiyyah di Baghdad untuk mengirimkan 20.000 bala
tentara untuk membantu memadamkan pemberontakan An Lushan. dan Para serdadu
Arab serta Persia ini tinggal di Cina, Selanjutnya bermukim di wilayah-wilayah
barat laut Ningzia dan Gansu. Setelah itu, pada 801M bangsa Tibet melibatkan
20.000 tentara bayaran Arab dan Sogdiana untuk membantu mereka dalam perang
melawan kerajaan Nanzhao di Yunan, sebelah barat daya Cina. Walaupun Tibet
mengalami kekalahan, para prajurit Muslim ini tetap tinggal di daerah itu.
Gelombang kedatangan bangsa Arab terjadi lagi saat 15.000 prajurit Arab tiba
pada tahun 1070 M dan pada tahun1080 M
pula atas undangan kaisar Cina yang bernama Song Sebelah Selatan untuk
membangun sebuah kawasan penyangga di Cina, sebelah timur laut antara
kerajaannya yang menciut dan Kekaisaran Khitan yang meluas.
Akan tetapi, bagian terbesar dari masyarakat Hui turun dari dua sampai
tiga juta orang Muslim Asia tengah yang dibawa oleh penguasa Mongol, Khubilai
(Kublai) Khan ke Cina pada tahun sekitar 1270an sebagai pasukan tempur
cadangan. Mereka membantu penaklukannya atas Cina sebelah selatan di 1279 dan,
di masa damai, menetap di seluruh Cina sebagai pedagang, buruh tani, dan
pengrajin.
Salah satu cucu Khubilai Khan, yaitu Ananda, dibesarkan oleh orangtua
asuhnya yang Muslim Persia. Pada 1285, ia menjadi Pangeran di Anxi, sebuah
wilayah yang membentangi wilayah kerajaan Tangut yang takluk di Gansu, Ningzia,
dan Sichuan. Kaum Tangut mengikuti perpaduan ajaran Buddha Tibet dan Cina.
Bersama sepupunya, Ghazan Khan dari Wangsa Ilkhaniyyah di Persia, Pangeran
Ananda menjadi mualaf pada 1295. Alhasil, 150.000 bala tentara Mongol yang kuat
di Anzi dan sebagian besar kaum Tangut juga menganut Islam. Oleh karena itu,
pada akhir Wangsa Yuan Mongol pada 1368, orang Hui menjadi kaum minoritas
terbesar di Cina.
-
Perlindungan
terhadap Orang Hui Selama Dinasti Ming
Menurut banyak cendekiawan, pendiri Dinasti Ming, ialah orang Cina Han pribumi yang memerintah Cina setelah
bangsa Mongol, sebetulnya merupakan seorang keturunan Hui, walaupun kenyataan
ini tetap disembunyikan. Setelah mengalahkan bangsa Mongol, ia memberikan
kemerdekaan keagamaan, politik, dan ekonomi pada masyarakat Hui. Akan tetapi,
sebagai cara untuk melindungi mereka dari prasangka orang Cina Han, ia memerintahkan
bahwa orang Hui wajib menikahi, berbicara dalam bahasa, dan berbusana layaknya
orang Cina. Sejak saat ini, orang Hui kehilangan akar kebudayaan mereka yang
beragam dan berasal dari nenek moyang mereka yaitu bangsa arab dan india .
-
Penganiayaan
Umat Muslim oleh Manchu semasa Dinasti Qing
Sebagai reaksi keras terhadap perlindungan Ming atas orang Hui, Dinasti
berikutnya yang memerintah Cina, ialah Dinasti Qing Manchu pada tahun 1644 – 1912, disaat memulai
tindakan penganiayaan terhadap orang Muslim di Cina. Penganiayaan ini merembet hingga ke umat Muslim Uighur di daerah
Turkistan Timur . Pada Sekitar tahun
1648 M dan 1878M, lebih dari dua belas juta orang Muslim Hui dan Uighur
terbunuh dalam kegagalan melawan
penindasan yang dilakukan Dinasti Qing. Dilain Pihak Warga Muslom Tibet juga
mendapatkan penindasan oleh pasukan-pasukan Manchu dan Etnis Cina Han.
Penganiayan ini juga merusak Sosial kebudayaannya dan Regenerasi Muslim
diTibet.
-
Perpindahan
ke Kirgizstan – Orang Dungan
Terdapat dua gelombang orang Hui berpindah ke Turkistan Barat di bawah
kekuasaan Rusia pada akhir abad ke-19. Kelompok yang pertama tiba pada 1878
dari Gansu dan Shanzi, setelah permberontakan yang gagal melawan kekuasaan
Manchu. Gelombang yang kedua datang pada 1881 dari lembah Sungai Ili di
Turkistan Timur sebelah barat jauh. Bangsa Rusia telah menduduki daerah ini
pada 1871, tapi setelah wilayah tersebut kembali ke pangkuan Cina dengan
berlakunya Perjanjian St. Petersburg pada 1881, penduduk setempat diberi
pilihan menjadi warga negara Cina atau Rusia. Dua gelombang pendatang Hui ini
sebagian besar bermukim di lembah Sungai Chu Kirgizstan, dekat Bishkek. Mereka
menyebut dirinya Orang Dungan karena sudah bertransmigrasi.
Hui
menjadi 2 wilayah :Wilayah Barat dan Wilayah
Timur
Kini, orang Hui di Cina terbagi menjadi dua
kelompok besar. Orang Hui wilayah Barat, berpusat di Ningxia, juga hidup di
Gansu (baik di bagian dalam maupun luar Amdo), Qinghai, belahan barat Mongolia
Dalam, dan provinsi-provinsi Cina sebelah utara seperti Shaanzi, Shanxi, Henan,
dan Hebei. Inilah orang-orang Muslim yang dalam jumlah besar pindah ke Tibet Tengah
dan yang sekarang memiliki sepertiga dari keseluruhan toko yang ada di Lhasa.
Pusat kerohanian dan kebudayaan mereka adalah Lingxia, yang berkedudukan di
antara Wihara Labrang dan Lanzhou di Gansu. Orang Hui Timur utamanya tinggal di
belahan timur Mongolia Dalam berikut adalah Peta yang menggambarkan keadaan
atau penyebaran Muslim-Muslim di Cina
(Sumber
Gambar : GoogleSchoolar/Penyebaran muslim di cina)
Diskriminasi muslim cina mulai terasa setelah
abad 19 dimana pemerintah yang dipegang oleh etnis Han secara otoriter
melakukan pengucilan atau diskriminasi-diskriminasi dalam bidang tertentu yaitu
diantaranya diskriminasi melalui Bidang Budaya, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial dan Bidang Politik serta Bidang Pendidikan
-
Diskirminasi melalui bidang budaya
Sedikit
demi sedikit muslim Hui mulai terpinggirkan dari segi budaya seperti yang kita
kenal Muslim Hui di abad 19 M dimana mereka selalu melakukan buka puasa bersama
ketika dibulan Ramdhan tiba akan tetapi pemerintah cina mulai melarang kegiatan
tersebut sedikit demi sedikit dengan melarang kegiatan tersebut dengan cara
melarang berpuasa pada muslim hui dibulan Ramadhan bagi yang belum genap
berusia 18 tahun ke atas. Berikut artikel yang menjelaskan mengenai
pemerintahan Cina Melarang Muslim hui untuk berpuasa.
Pemerintah
Cina melarang Muslim berpuasa selama bulan Ramadhan. Kebijakan larangan
berpuasa itu ditujukan kepada penduduk Muslim di wilayah barat laut, yaitu
Xinjiang, di mana larangan berpuasa selama bulan suci Ramadhan itu diberlakukan
ungkap surat kabar The National, Kamis. Pemerintah
pusat Cina memberlakukan kebijakan larangan berpuasa itu, bertujuan menekan
ekstrimisme Islam, ujar tokoh Partai Komunis Cina, yang diposting kepada
berbagai situs web pemerintah tentang larangan kegiatan puasa di bulan Ramadhan
oleh Muslim, serta termasuk larangan mengunjungi masjid, ungkap surat kabar The
National yang berbasis di UEA.
Pemerintah pusat Cina juga meminta pejabat di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur untuk mencegah penduduk Muslim setempat berpuasa,karena akan berdampak terhadap kondisi kesehatan, tambah pejabat Cina itu.Larangan itu telah menyebabkan kelompok hak asasi di pengasingan memperingatkan kemungkinan akan terjadinya kekerasan baru. Kongres Uighur Dunia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan memaksa "Orang-orang Uighur melakukan perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah China lebih keras," menurut The National.
"Dengan melarang puasa pada bulan Ramadhan, pemerintah Cina menggunakan struktur kekuasaan yang dimilikinya, pemerintah Cina memaksa Muslim Uighur makan di siang hari sebagai upaya agar mereka buka puasa," kata Dilshat Rexit, juru bicara kelompok Muslim Uighur. Sebuah pernyataan yang juga dirilis dari Zongland sebuah kota Xinjiang di distrik Kashgar mengatakan "Pejabat di kabupaten itu mengeluarkan kebijakan komprehensif untuk menjaga stabilitas sosial selama periode Ramadhan", ungkapnya. Pernyataan, yang diposting di situs web pemerintah Xinjiang, kemudian pemimpin partai diinstruksikan membawa "hadiah" makanan untuk para pemimpin lokal, dan menyatakan mereka makan selama bulan Ramadhan. Kita juga pernyataan diposting dengan biro pendidikan Wensu county menyarankan juga memastikan bahwa siswa makan di siang hari, dan tidak ada yang masuk masjid selama bulan suci 30 hari.
Pemerintah pusat Cina juga meminta pejabat di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur untuk mencegah penduduk Muslim setempat berpuasa,karena akan berdampak terhadap kondisi kesehatan, tambah pejabat Cina itu.Larangan itu telah menyebabkan kelompok hak asasi di pengasingan memperingatkan kemungkinan akan terjadinya kekerasan baru. Kongres Uighur Dunia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan memaksa "Orang-orang Uighur melakukan perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah China lebih keras," menurut The National.
"Dengan melarang puasa pada bulan Ramadhan, pemerintah Cina menggunakan struktur kekuasaan yang dimilikinya, pemerintah Cina memaksa Muslim Uighur makan di siang hari sebagai upaya agar mereka buka puasa," kata Dilshat Rexit, juru bicara kelompok Muslim Uighur. Sebuah pernyataan yang juga dirilis dari Zongland sebuah kota Xinjiang di distrik Kashgar mengatakan "Pejabat di kabupaten itu mengeluarkan kebijakan komprehensif untuk menjaga stabilitas sosial selama periode Ramadhan", ungkapnya. Pernyataan, yang diposting di situs web pemerintah Xinjiang, kemudian pemimpin partai diinstruksikan membawa "hadiah" makanan untuk para pemimpin lokal, dan menyatakan mereka makan selama bulan Ramadhan. Kita juga pernyataan diposting dengan biro pendidikan Wensu county menyarankan juga memastikan bahwa siswa makan di siang hari, dan tidak ada yang masuk masjid selama bulan suci 30 hari.
Ada
sekitar sembilan juta orang Uighur, yang berbahasa Turki yang merupakan
etnis mayoritas Muslim di wilayah Xinjiang. Mereka menghadapi tindakan yang
sangat keras dari pamerintah Cina, diusir, ditahan, dan sebagian dibunuh, dan
diusir, akibat mereka beragama Islam. Pada bulan Juli 2009, di
Xinjiang terjadi kekerasan yang hebat, akibat tindakan pemerintah pusat Cina,
yang terus-menerus menghancurkan Muslim di Uighur, yang tidak mau tunduk atas
kebijakan pemerintah Cina yang sangat bengis terhadap mereka.
Tidak ada pilihan yang
mereka lakukan kecuali mereka melakukan perlawanan terhadap militer pemerintah
Cina, yang sangat brutal terhadap penduduk Muslim di Uighur. Kekerasan itu mengakibatkan
sekitar 200 Muslim Uighur tewas (Sumber artikel dikutip dari VOA-Islam.Com)
Dari artikel yang penulis paparkan diatas sudah
sangat jelas pemerintah cina melarang adanya kegiatan puasa Ramadhan dan
melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) mungkin maksud dari kebijakan tersebut ialah
atas kesamaan yang menganut system komunisme akan tetapi sangat tak rasional
jika kita menelaah system komunisme dengan syariah agama Islam sendiri
Foto ini saat muslim Hui
menolak dan mengencam kebijakan Pemerintah Cina yang melarang Muslim Hui untuk
berpuasa dibulan Ramdhan yang mengakibatkannya 200 Muslim Hui Meninggal dunia
akibat bentrok dengan aparat kepolisian setempat. Jika puasa Ramadhan masih boleh dilaksanakan maka muslim
Cina Hui dalam menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi buka puasa bersama
dengan biaya gotong royong berikut gambar yang di ambil dari muslim hui di
xinjiang suasana buka puasa.
Kita
bisa lihat sebelah kanan ialah saat para muslim hui beribadah dibulan suci
Ramadhan dan hati kita yang melihat sangatlah tentram (sumber foto
Xinhuanet.com)
-
Diskriminasi Melalui bidang Ekonomi
Ekonomi
adalah salah satu penguat bangsa dimana adanya factor ekonomi yang kuat
terdapat pula negeri atau bangsa yang kuat.Ternyata Muslim Hui di cina juga
mendapatkan tekanan pada bidang ekonomi yaitu mereka mendapatkan kebijakan
untuk membayarkan pajak jauh lebih besar dibandingkan dengan para non muslim
yang bernamakan Han di xinjiang cina.
Ekonomi
inilah dimana muslim hui juga mengurang pendapatannya jika perpajakannya
dinaikan hingga 2x lipat, beberapa tokoh muslim hui berpendapat bahwa kebijakan
ini sangatlah berat sebelah dan memutuskan untuk melakukan unjuk rasa alias
berdemo di depan gedung pemerintahan yang di kuasai oleh etnis Han, akan tetapi
demo atau unjuk rasa ini berajalan dengan alot bahkan terjadi unjuk rasa muslim Hui tersebut
bersimbah darah dikarenakan Pemerintah Han membubarkan paksa para demostran.
(sumber artikel Yasmina.com)
Bukan
Hanya dari segi perpajakan Muslim Hui didiskriminasikan sumber lain mengatakan
bahwa ketika para petani Hui ingin menjualkan barang hasil panennya maka harus
melapor kepada pemerintah cina terlebih dahulu dan akan dijual dengan harga
dibawah harga pasaran yang berlaku dinegeri Cina tersebut. (Sumber “Xinjiang
Uighurs bitter at invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report
from Urumqi, 13 May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic
Commission”)
-
Diskiriminasi Melalui Bidang Social
Seperti
yang banyak kita ketahui bahwa setiap Negara islam atau yang mempunyai penduduk
muslim mereka selalu menggunakan Bahasa arab jikalau ingin berbicara selain
Bahasa ibu di negerinya tinggal, disinilah cela kebijakan pemerintah Han untuk
melarang penggunaan Bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari dan hanya boleh menggunakan
Bahasa Mandarin saja.
Kebijakan
ini pula berdampak pada dilarangnya Sekolah-sekolah yang mengajarkan baca seni
Al-Qur’an dan bahkan lebih dari 100 masjid sudah di sama ratakan dengan tanah
dengan alih-alih untuk pemekaran kawasan atau daerah, tak hanya diam muslim hui
pun melakukan serangan balik dengan melakukan gerakan-gerakan Sparatis. Dan
ketika cina menyelegrakan Olimpiade Beijing sebenarnya juga memakan korban
Masjid guna memperlancarkan jalannya olimpiade Beijing tersebut yang diikuti
oleh seluruh lapisan Negara di dunia ini. (sumber artikel wall
streetjurnal/gerakan sparatis muslim hui dan penghancuran masjid)
-
Diskriminasi Pada bidang Politik
Sebagai
etnis yang berkuasa didaerah Xinjiang cina, Han selalu mempunyai power untuk
melemahkan kaum minoritas yaitu muslim hui seperti kebijakan dilarang memasukan
Muslim Hui dalam pemerintahan setempat jikalau ingin masuk dalam pemerintahan
akan mendapatkan tes yang sangat tulis sehingga banyak dari muslim Hui tak
lolos dalam penerimaan bekerja dipemerintahan.
Dengan
Sebab ini pula kebanyakan Muslim Hui menjadi pengangguran terbesar didaratan
Negara Cina, jika mereka menganggur maka pekerjaan yang mereka kerjakan pasti
hanya berladang atau berkebun. Sudah penulis terangkan bahwa hasil panen dari
pertanian muslim Hui dijual sangat murah oleh pemerintah cina diluar dari harga
pasaran dan disaat ini juga Muslim Hui sangat sulit mendapatkan subsidi pupuk dari
pemerintahan cina sekali pun ada persyaratannya pastilah dipersulit.
-
Diskriminasi Pada bidang Pendidikan
Muslim
Hui bisa dikatakan sangatlah susah/sulit jika untuk mendapatkan Pendidikan apalagi
mendapatkan pendidikan mengenai pelajaran agama islam disekolah walaupun
sekolah tersebut bernafaskan Madrasah, Muslim Hui jika ingin mendapatkan
pengetahuan agamanya meraka hanya belajar pada orang-orang ahli Agama Islam di
daerah tempat tinggalnya dengan cara bersembunyi karena mereka belajar agama
masih di awasi oleh aparatur pemerintahan.
Berangkat
dari sinihlah kebanyakan dai atau ulama-ulama cina mengajarkan atau memberikan
pengajaran agama secara diam-diam kepada muslim Hui di Xinjiang Cina. Mereka
mulai belajar kembali tentang Al-Qur’an dan Hadits serta ilmu-ilmu yang
menyangkut tentang syariah islam yang lainnya. Bahkan ketika Solat Jum;at
diadakan di salah satu masjid di daerah xinjiang dikawal sangat ketat oleh
tentara-tentara dari pemerintah Cina guna memantau jalannya Khutbah jum’at
takut jika dalam isi khutbahnya melakukan ajakan memberontak kepada
pemerintahan Cina.
-
Etnis Han Melanggar HAM (Hak Asasi Manusia)
Han
adalah salah satu dari sekian warga non muslim yang hidup didaerah xinjiang
Cina mereka sebenernya menjadi sorotan
dimata dunia mengenai peristiwa”Unjuk rasa yang dilakukan oleh muslim Hui yang
menghasilkan pendarahan dan luka berat bahkan terjadi kematian” PBB ditahun
1949 menindak tegas acara yang melanggar HAM tersebut akan tetapi mereka bersih
keras mengakatan hal ini harus dilakukan jika tidak takut akan terjadi
pemberontakan yang lebih besar lagi melawan pemerintahan etnis HAN.
Menurut
penulis diskriminasi diatas saja sudah melanggar HAM berat, ditambah lagi
pemerintah cina menggusur rumah-rumah hunian muslim hui di xinjiang dapat kita
liat di youtube.com/ The
Uighurs versus the Chinese Government dan masih banyak lagi pelanggaran HAM
yang dilakukan pemerintah cina dalam melanggar mendiskriminasikan muslim Hui.
Kesimpulan
Muslim
Hui adalah satu dari sekian etnis muslim yang ada didaratan Cina dan berkembang
di pemerintahan Cina, Muslim Hui juga dapat berkembang pesat karena adanya
hubungan diplomatis terhadap Terhadap Dinasti Ming dan Kekhalifaan Usman Bin
Affan yang saat itu berkuasa pada daerah jazirah arab sepeninggalan Rasulullah
saw.
Seperti
yang kita ketahui selain hubunga diplomatis dan perdagangan pemerintah Dinasti
Ming dengan secara resmi meminta Bantuan kepada khalifah usman bin affan guna
meredam pemberontakan yang terjadi dimasa itu dan sekaligus mempersilahkan umat
islam yang berasal dari arab, india dan mesir menempati daerah xinjiang sebagai
balas budi Dinasti Tang terhadap prajurit-prajurit islam.
Akan
tetapi Diskriminasi mulai berkembang di kalangan elit penguasa setelah Dinasti
Ming bubar atau runtuh, hingga sekarang banyak terjadinya diskriminasi baik
dari bidang Sosial, Ekonomi, Politik,Budaya dan Pendidikan bahkan dari sinihlah
terjadinya pelanggaran HAM besar di Kawasan Pemerintahan Cina dan sempat
mencuat di PBB.
Dengan ini saya menyatakan Paper yang
bertemakan “Diskriminasi Muslim di Cina
Antara Etnis Hui dan Etnis Han”saya buat tanpa melakukan tindakan Plagiatrisme.
Walaupun sang penulis mengetahui Paper yang dibuatnya masih jauh dari kata
sempurna tapi besar harapan penulis paper yang dibuat dapat dibaca dan menjadi
sarana informasi tentang keadaan diskriminasi Muslim Hui di Xinjiang Cina.
Daftar Pustaka
ü
Osman Abdullah Chuah, penelitian tentang
interaksi antara minoritas Muslim Cina, Hui dengan non - Muslim International
Islamic University Malaysia , Selangor , Malaysia. 27 Februari - 3 Maret 2001, New York,
NY.
ü www.Wall
Street Jurnal/gerakan sparatis
muslim hui dan penghancuran masjid.com
ü
Xinjiang Uighurs bitter at
invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report from Urumqi, 13
May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic Commission
ü http ://www.youtube.com/Uyghur
still being Killed, look at the video and you will see
Tidak ada komentar:
Posting Komentar