Sabtu, 25 Oktober 2014

Pelabuhan Sunda Kelapa Abad 19 dan 20 #MenulisadalahKaryaTerhebatDiDunia

Pelabuhan Sunda Kelapa Abad 19 dan 20
Daftar Isi
1.     Kata Pengantar…………………………………..
2.     Pendahuluan……………………………………..
3.     Pembahasan……………………………………….
a.     Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
-         Pada Masa Hindhu dan Budha
-         Pelabuhan Sunda Kelapa di masa Islam
-         Pada Masa Penjajahan Belanda
b.     Fungsi Pelabuhan Sunda kelapa
c.      Perkembangan Pelabuhan Sunda kelapa Pada Abad 19 & 20
d.     Pelabuhan Sunda Kelapa Pada Abad 21
e.      Perahu-Perahu Yang Singgah di Pelabuhan Sunda Kelapa Abad 16-17
f.       Kesimpulan
4.     End Note…………………………………………
5.     Daftar Pustaka……………………………………
6.     Kata Penutup……………………………………









KATA PENGANTAR
          Limpahan puji syukur kami panjtakan kehadirat Allah swt, Berkat rahmat dan karunia-Nyalah kita selalu diberikan kesehatan dan umur panjang, Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada penghulu para Nabi ialah Nabiku dan Nabi kalian Sayyidina Muhammad saw semoga kita selaku umatnya akan mendapatkan Syafa’atnya diakhir hari nanti amin.
          Terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Maritim Dosen Dr. Parlindungan Siregar M,Ag dalam membantu membuat makalah ini.












PENULIS
       Fathzry Ardillah
SKI 5B
       1112022000041

Pendahuluan
Nama Pelabuhan Sunda Kelapa sudah terdengar sejakabad ke-12 M. Pada masa itu pelabuhan ini sudah dikenal sebagai pelabuhan lada milik kerajaan Hindu Sunda terakhir di Jawa Barat, Pakuan Pajajaran, yang berpusat di sekitar Kota Bogor sekarang. Para pedagang nusantara kerap singgah di Sunda Kalapa di antaranya berasal dari Palembang, Tanjungpura, Malaka, Makasar dan Madura dan bahkan kapal-kapal asing dari Cina Selatan, Gujarat/ India Selatan, dan Arab sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kemenyan, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan lada dan rempah-rempah yang menjadi komoditas unggulan pada saat itu. Para pelaut Cina menyebut Sunda Kalapa dengan nama Kota Ye-cheng yang berarti kota Kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di sekitar pelabuhan Sunda Kalapa kala itu.

Bangsa Eropa pertama asal Portugis di bawah pimpinan de Alvin tiba pertama kali di Sunda Kelapa denganarmada empat buah kapal pada tahun 1513, sekitar dua tahun setelah menaklukkan kota Malaka. Mereka datang untuk mencari peluang perdagangan rempah-rempah dengan dunia barat. Karena dari Malaka mereka mendengar kabar bahwa Sunda Kalapa merupakan pelabuhan lada yang utama di kawasan ini. Menurut catatan perjalanan Tome Pires pada masa itu Sunda Kalapa merupakan pelabuhan yang sibuk namun diatur dengan baik.

Beberapa tahun kemudian Portugis datang kembali dibawah pimpinan Enrique Leme dengan membawa hadiah bagi Raja Sunda Pajajaran. Mereka diterima dengan baik dan pada tanggal 21 Agustus 1522 ditandatangani perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda Pajajaran. Perjanjian diabadikan pada prasasti batu Padrao yang kini dapat dilihat di Museum Nasional. Dengan perjanjian tersebut Portugis berhak membangun pos dagang dan benteng di Sunda Kalapa. Pajajaran berharap Portugis dapat membantu menghadapi serangan kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak dan Cirebon seiring dengan menguatnya pengaruh Islam di Pulau Jawa yang mengancam keberadaan kerajaan Hindu Sunda Pajajaran.

Pada tahun 1527 saat armada kapal Portugis kembali di bawah pimpinan Francesco de Sa dengan persiapan untuk membangun benteng di Sunda Kalapa, ternyata gabungan kekuatan Muslim Cirebon dan Demak berjumlah 1.452 prajurit di bawah pimpinan Fatahillah, sudah menguasai Sunda Kelapa. Sehingga pada saat berlabuh Portugis diserang dan berhasil dikalahkan. Atas kemenangannya terhadap Kerajaan Sunda Pajajaran dan Portugis, pada tanggal 22 Juni 1527 Fatahillah mengganti nama kota pelabuhan Sunda Kalapa menjadi Jayakarta yang berarti “kemenangan yang nyata”











A.   Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
Sunda Kelapa merupakan sebutan sebuah pelabuhan tradisional di teluk Jakarta. Nama kelapa diambil dari berita yang terdapat dalam tulisan perjalanan Tome Pires pada tahun 1513 yang berjudul Suma Oriental. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa nama pelabuhan itu adalah Kelapa. Karena pada waktu itu wilayah ini berada di bawah kekuasaan kerajaan Sunda maka kemudian pelabuhan ini disebut Sunda Kelapa.
Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno “Sunda Kelapa” kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini.
ð Pelabuhan Sunda Kelapa Dimasa Hindhu dan Budha (Kerajaan Sunda)
Menurut Tome Pires, Seorang Musafir yang berasal dari Portugis yang sempat Bermukim di malaka, Kerajaan Sunda mempunyai sejumlah pelabuhan penting dipesisir utara Jawa Barat diantaranya ialah : Calapa (Sunda Kelapa), Banten, Pontang, Cigede, dan Tamgara. Raja Sunda Sendiri Berdiam di Dayo (dayeuh) yang jaraknya bila diukur dengan waktu sekitar 2 hari perjalanan. Calapa Sendiri banyak menghasilkan lada yang berkualitas dan produksinya pertahunnya mencapai seribu bahar, Tome Pires juga mencatat komiditi lainnya yang di jual di pelabuhan Calapa atau sunda kelapa seperti Tamarin (asem), beras, sayur-sayuran, kambing, biri-biri, lembu dalam jumlah besar, babi dan berbagai macam buah-buahan serta rempah-rempah yang banyak dicari oleh orang-orang eropa yang dikirim ke malaka.(1)
Rempah-rempah

            Apabila kita memperhatikan relief candi Borobudur maka terdapat relief mengenai pelabuhan sunda kelapa.
            Menurut beberapa Sejarahwan Relief yang berada di candi Borobudur ini menceritakan perdagangan di pelabuhan sunda kelapa dan banyak juga bangsa asing yang melakukan aktivitas jual beli di pelabuhan sunda kelapa bahkan pelabuhan ini dahulunya adalah salah satu pelabuhan Internasional dimasanya.(2)
            Pada tahun 1522 Gubernur Portugis di malaka yang bernama d’albuquerque mengutus salah seorang yang bernama Henrique Lame untuk membuka hubungan diplomatic dengan Kerajaan Sunda, mengenai perizinan membangun benteng portugis di Sunda kelapa hal ini disambut posistif oleh Raja Pajajaran guna membantu melawan pasukan islam yang berasal dari kerajaan Demak dan Cirebon.(3)




ð Pelabuhan Sunda Kelapa di Masa Islam
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, para penjelajah Eropa mulai berlayar mengunjungi sudut-sudut dunia. Bangsa Portugis berlayar ke Asia dan pada tahun 1511, mereka bahkan bisa merebut kota pelabuhan Malaka, di Semenanjung Malaka. Malaka dijadikan basis untuk penjelajahan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Tome Pires, salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515. Ia menggambarkan bahwa pelabuhan Sunda Kelapa ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar seperti dari Sumatra, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut laporan tersebut, di Sunda Kelapa banyak diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong, emas, sayuran serta buah-buahan.
Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua tepi sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki 10 kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Kapal-kapal tersebut umumnya dimiliki oleh orang-orang Melayu, Jepang dan Tionghoa. Di samping itu ada pula kapal-kapal dari daerah yang sekarang disebut Indonesia Timur. Sementara itu kapal-kapal Portugis dari tipe kecil yang memiliki kapasitas muat antara 500 - 1.000 ton harus berlabuh di depan pantai. Tome Pires juga menyatakan bahwa barang-barang komoditas dagang Sunda diangkut dengan lanchara, yaitu semacam kapal yang muatannya sampai kurang lebih 150 ton.
Lalu pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d’Albuquerqueyang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa untuk melawan orang-orang Cirebon yang bersifat ekspansif. Sementara itu kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang Muslim ini pada awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakanorang-orang Jawa keturunan Arab.
Maka pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan. Sebuah batu peringatan atau padraõdibuat untuk memperingati peristiwa itu. Padrao dimaksud disebut sebagai layang salaka domas dalam cerita rakya Sunda Mundinglaya Dikusumah. Padraõ itu ditemukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat (Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.
Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal tersebut sebagai sebuah provokasi dan suatu ancaman baginya. Lantas Demak menugaskanFatahillah untuk mengusir Portugis sekaligus merebut kota ini. Maka pada tanggal 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Tragedi tanggal 22 Juni inilah yang hingga kini selalu dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sejak saat itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah “kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha” dari bahasa Sansekerta jayakarta (Dewanagari जयकृत) (4)
ð Pelabuhan Sunda Kelapa Di Masa Kolonial Belanda
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda mulai menjelajahi dunia dan mencari jalan ke timur. Mereka menugaskan Cornelis de Houtman untuk berlayar ke daerah yang sekarang disebut Indonesia. Eskspedisinya walaupun biayanya tinggi dianggap berhasil danVereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan. Dalam mencari rempah-rempah di Asia Tenggara, mereka memerlukan basis pula. Maka dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 30 Mei 1619, Jayakarta direbut Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen yang sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi (5)
Dari Sinilah Bangsa Belanda sudah mulai memonopoli perdagangan yang ada di Nusantara, tak kurang dari 300 tahun belanda sudah melakukan monopoli perdagangan dibawah perusahaan dagannya yang bernama VOC. Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pelabuhan yang bertaraf Internasional maka keuntungan belanda dimasa tersebut dapat dikatakan sukses karena sudah membangun dan memodernisasi Ibu Kotanya Amsterdam di Belanda.
B.   Fungsi Pelabuhan Sunda Kelapa
Seperti Sudah di Paparkan di atas bahwasnya Sunda Kelapa dari masa kemasa menjadi tempat perniagaan dari masa ke masa oleh seluruh dunia, Selain Kita kenal pelabuhan-pelabuhan yang berada di Nusantara seperti Banten, Makassar dan Malaka maka Pelabuhan Sunda Kelapa Primadonanya di dataran Jawa letak yang sungguh strategis menjadikan Plabuhan Sunda kelapa diminati bangsa Asing dan Bangsa kita sendiri.
Fungsi dimasa kerajaan Pajajaran tempat mengekspor barang-barang yang berasal dari dalam negeri untuk dipasarkan di luar negeri pada masanya. Sedangkan dimasa Islam Pelabuhan ini tak Jauh juga untuk kegiatan Perniagaan dan ekspor impor seperti : rempah-rempah, kayu, hewan dan buah-buahan dan juga sebagai sarana penyebaran Agama Islam.
Sungguh disayangkan Ketika Pelabuhan Sunda Kelapa jatuh ditangan  Belanda dibawah pimpinan Jp.Coen mereka ( belanda) mulai memonopoli perdagangan yang berada dikisaran pulau jawa melalui perusahaannya VOC. VOC sendiri menerapkan bebeapa kebijakan seperti tanam paksa, kerja rodi, dan pajak yang terlalu tinggi serta barang dagangan yang dibayarkan oleh belanda jauh lebih murah dari sinilah keuntungan bangsa belanda mencapai 4 juta gilders.(6)
Akan tetapi Kekurangan pelabuhan Sunda kelapa dimasa itu ialah Setiap kapal-kapal yang ingin berlabuh ke Batavia maka kapal tersebut tidak bisa masuk/lebih dekat lagi dengan dermaga dikarenakan laut di pelabuhan sunda kelapa sangatlah dangkal maka oleh karena itu jika ingin menginjakan kaki ke Batavia maka harus menggunakan kapal laut yang ukurannya lebih kecil dan semenjak itu pula bangsa belanda membangun satu pelabuhan lagi yang bernama pelabuhan Tanjung Priok.

C.   Perkembangan pelabuhan Sunda Kelapa Pada Abad 19 hingga Abad 20
Sekitar tahun 1859 (abad 19), Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat bersandar di dekat pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu-perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya sedang mengalami percepatan dan sentuhan modern (modernisasi), apalagi sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun1869 yang mempersingkat jarak tempuh berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju meningkatkan arus pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing dengan Singapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang jaraknya sekitar 15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan dengan itu dibangun jalan kereta api pertama (1873) antara Batavia- Buitenzorg (Bogor). Empat tahun sebelumnya (1869) muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda, yang diberi besi di bagian mulutnya.
 Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar menara syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi tidak sehat. Dan segera sesudah wilayah sekeliling Batavia bebas dari ancaman binatang buas dan gerombolan budak pelarian, banyak orang Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.(7)
Pada masa Abad ke 20 pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai pada tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.(8)

D.   Pelabuhan Sunda Kelapa di masa ini atau Abad ke 21
Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Securitykarena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.
Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektare serta luas perairan kolam 16.470 hektare, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain. Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.
Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.
Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektare (9)
E.   Perahu-Perahu Yang Singgah Di Sunda Kelapa Abad 16-17
Informasi mengenai berbagai macam jenis kapal yang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa didapatkan dari berita Belanda dan pahatan pada bangunan Belanda dari abad 17 M. Kapal-kapal yang pernah singgah di pelabuhan Sunda Kelapa antara lain kapal dari Eropa seperti kapal layar dari Belanda dan kapal Galleon Inggris. Sedangkan dari berbagai daerah di Nusantara banyak menggunakan perahu layar karena dapat berlayar dengan cepat, mudah  dan memuat banyak barang. Perahu layar tersebut di antaranya adalah perahu majung, perahu kitir, lanchara (lancaran - perahu dengan satu tiang dan bisa didayung) dan jung-jung dari Cina. Selain perahu-perahu tersebut juga terdapat kapal perang yang panjang dan dangkal atau pangajava untuk membawa dagangan dari Sunda ke Malaka.
Sumber tertulis Cina dapat memberikan sedikit informasi mengenai kapal-kapal Cina yang datang ke Batavia. Kapal-kapal Cina (jung) yang singgah di Batavia umumnya memiliki tiga layar dengan berbagai ukuran, dari dua ratus sampai delapan ratus ton. Terbuat dari kayu dan dipersenjatai dengan lengkap untuk mengantisipasi serangan perompak. Van Leur menceritakan mengenai pasokan komoditi Cina bahwa armada dagang Cina di Batavia,
Pada 1625 mempunyai tonase seluruhnya lebih besar dari tonase seluruh armada Kumpeni Belanda. Sementara itu, berdasarkan berita tertulis Inggris dapat diketahui nama-nama kapal yang berlabuh di Sunda Kelapa pada saat melakukan penyerangan terhadap Jayakarta adalah kapal-kapal dari Inggris di antaranya kapal Globe, Samson, Thomas, Unicorne, Rose, Black Lio, James Royall, de Hont, Britten dan kapal Peppercorne. Sedangkan kapal-kapal Belanda antara lain Wapen van Amsterdam, Golden Lion, Devil of Delft, Moone, Clove, Sunne, dan Bergeboat.(10)
F.     Kesimpulan
Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pelabuhan yang bertaraf internasional dimana pelabuhan ini mempunyai tempat yang strategis bagi para pelayar untuk singgah dan menjajahkan dagangannya oleh para pribumi dimasanya. Pada kerajaan pajajaran komoditi yang terkenal adalah Lada sedangkan menurut Tome Pires “Pelabuhan sunda Kelapa adalah pelabuhannya rempah-rempah dimana market eropa sangat menginginkan eropa sehingga semuanya ingin menguasainya.
Pada Masa Pangeran jayakarta atau biasa dikenal Fathahilah Pelabuhan tersebut dikuasai bukan hanya untuk prekonomian saja akan tetapi digunakan untuk berdakwah menyiarkan agama islam.lain hal jika di kuasa oleh Belanda selama kurang lebih 300 tahun Pelabuhan ini  sudah menyumbangkan Kas Belanda untuk membangun Kotanya di Amsterdam sekaligus memonopoli perdagangan.
Pelabuhan Sunda Kelapa di era ini sudah menjadi pelabuhan seperti sedia kala akan tetapi pelabuhan ini hanya pada kapasitas bongkar muat kayu yang berasal dari Kalimantan, bongkar muat sembako dan lain-lain.







End Note
1.      Corteso, Amando, The Suma oriental of tome pires, an account of the east, from red sea to japan, written in Malacca and india 1512-1515,London, Hakluyt Society, 1944, vol 2 hal.166-168
2.      J.Knaap, Gerrit, Shallow Waters, Rising Tide, Leiden, KITLV Press, 1996, hal 152
3.      Haris, tawalinuddin, Kota dan Masyarakat Jakarta dari Kota Tradisional ke Kota colonial (abad XVI-XVIII), Jakarta, Widya Saputra, 2007.hal 23
4.      Ibid 37
5.      Susan, Blackburn, Jakarta Sejarah 400 tahun, Jakarta, Komunitas Bambu, 2011, hal 125
6.      Supratikno, Rahardjo, Sunda kelapa sebagai Bandar di Jalur Sutra, Jakarta, Laporan Penelitian, Kemendikbud, 1996 hal 26
7.      Taylor.J.Gelman, Kehidupan Sosial di Batavia, Jakarta, komunitas Bambu,2009 , hal 165
9.      Ibid
10.  Guide Museum Bahari dan papan keterangan














Daftar Pustaka
ð  Corteso, Amando, The Suma oriental of tome pires, an account of the east, from red sea to japan, written in Malacca and india 1512-1515,London, Hakluyt Society, 1944, vol 2
ð  J.Knaap, Gerrit, Shallow Waters, Rising Tide, Leiden, KITLV Press, 1996,
ð  Haris, tawalinuddin, Kota dan Masyarakat Jakarta dari Kota Tradisional ke Kota colonial (abad XVI-XVIII), Jakarta, Widya Saputra, 2007.
ð  Susan, Blackburn, Jakarta Sejarah 400 tahun, Jakarta, Komunitas Bambu, 2011
ð  Supratikno, Rahardjo, Sunda kelapa sebagai Bandar di Jalur Sutra, Jakarta, Laporan Penelitian, Kemendikbud, 1996.
ð  Taylor.J.Gelman, Kehidupan Sosial di Batavia, Jakarta, komunitas Bambu,2009.
ð  Guide Museum Bahari dan papan keterangan


















KATA PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai penelitian yang menjadi bahasan dalam Penelitian ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan penelitian ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah penelitian ini. Semoga makalah Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca . Aamiin 








PENULIS
       Fathzry Ardillah
SKI 5B
       1112022000041


Sabtu, 27 September 2014

Diskriminasi
Muslim di Cina Antara Etnis Hui dan Etnis Han
SPI MODERN
Fathzry Ardillah
Menulis Adalah Karya Terhebat Di Dunia
2014





Daftar Isi
   Daftar Isi……………………………………………………………………………………
Abstsrak…………………………………………………………………………………………………
Ø  Sejarah Bangsa Hui……………………………………………………………………………………
Ø  Perlindungan Bangsa Hui pada Dinasti Ming……………………………………………………….
Ø  Penganiayaan  Umat Muslim Dimasa Dinasti Qing……………………………………....
Ø  Perpindahan ke Kirzgizstan- orang Dungan………………………………………………………..
Ø  Muslim Hui Menjadi 2 Wilayah…………………………………………………………………………
Ø  Diskriminasi Muslim Suku Hui dengan Suku non Muslim Han:
Ø  A. Diskriminasi Pada Bidang Budaya…………………………………………………………………..
Ø  B. Diskriminasi Pada Bidang Ekonomi…………………………………………………………………
Ø  C. Diskriminasi Pada Bidang Sosial ……………………………………………………………………..
Ø  D. Diskriminasi Pada Bidang Politik……………………………………………………………………..
Ø  E. Diskriminasi Pada Bidang Pendidikan………………………………………………………………
Ø  Etnis Han Melanggar HAM ( Hak Asasi Manusia)…………………………………………………
Ø  Kesimpulan dan pernyataan…………………………………………………………………
Ø  Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………




Abstrak
Diskiriminasi Warga Muslim di China
                Cina adalah Negara satu negara yang menganut system pemertintahan komunis dan juga selalu membedakan Antara agama dengan keadaan politik serta  sosialnya, banyak sejarahwan yang mengatakan bahwa penyebaran agama islam dimulai sekitar abad ke 7, disaat itu dinasti Tang menerima hubungan diplomatik dengan khalifah utsman bin affan melalui delegasi 15 orang yang dipimpin sa’ad bin abi waqads yang mula-mula membuka hubungan perdagangan Antara Dinasti tang dan  Khalifah usman bin affan, akan tetapi para pedagang muslim yang berasal dari Jazirah arab juga memanfaatkan  keadaan ini untuk menyebarkan Agama islam terbukti etnis yang pertama masuk kedalam agama islam ialah etnis Heuchi dan masjid yang pertama dibuat adalah masjid Huaisheing        
            Pada gambar diatas tampak gambar Masjid yang pertama kali berdiri didaratan cina yaitu masjid Huaisheing walaupun masjid ini sudah mengalami renovasi beberapa kali dengan acara anggaran dari warga Muslim Hui gotong royong tanpa bantuan pemerintah Han.(sumber gambar en.wikipedia.org/masjid Huaisheing)    
Pada sekitar abad 16 M diskriminasi mulai Nampak yang dibuat oleh pemerintah cina oleh kaum muslimin yang masih minoritas didaratan cina hingga saat ini, Diskiriminasi ini mulai bergejolak kembali pada sekitar abad 19 dan menimpa Muslim suku  Uighur (Hui) yang saat itu baru masuk kedalam Negara cina pada tahun 1949 dimana sebelumnya bangsa Uighur diperebutkan oleh beberapa Negara Inggris, Jepang dan Turki karena kekayaan SDAnya yang berlimpah didaerah Xinjiang.
            Menurut Anshari Thayib  yang ada dalam bukunya “Islam di cina”, warga muslimin mendapatkan diskriminasi yang sangat tidak menyenangkan seperti  kebijakan pemerintah cina yang mengeluarkan kebijakan bahwa umat muslim Uighur dilarang melakukan puasa ramadhan terkecuali sudah muslim tersebut sudah berumur 18 tahun dan juga membuat kebijakan bahwa Suku Han diurumqi mendapatkan gaji yang lebih tinggi sekitar 4 kali lipat lebih dari muslim Uighur yang berada di xinjiang, Penyebab inilah muslim Uighur menolak kebijakan tersebut dan bahkan menetang pemerintah cina yang menyebabkan 184 orang tewas, 1700 orang terluka termasuk dari pemerintah cina dan lebih tragis lagi 1434 muslim Uighur di cina diculik oleh pemerintah cina.




            Diskirminasi warga muslim sangatlah terasa jika kita hidup diNegara yang minoritasnya pemeluk agama islam ditambah lagi Negara yang kita tempati Negara yang mempunyai system pemerintahan sekuler,sudah pasti Negara tersebut melanggar HAM tentang kebebasan seseorang melakukan peribadatan mengenai agamanya. Berangkat dari sinihlah betapa beruntungnya muslim di Indonesia yang mayoritas dan mempunyai sistem Negara Bhineka Tunggal Ika yang masih bisa mengharagai satu dengan yang lain. Metode yang dilakukan oleh penulis ialah metode penelitian multidimensional yang mempunyai sudut pandang bukan hanya muatan politik saja.










-          Sejarah Keberadaan Bangsa Hui
Walaupun orang Hui merupakan salah satu dari kaum minoritas nasional Cina, mereka tidak terdiri dari bangsa yang seragam. Mereka berasal dari Arab, Persia, Asia Tengah, dan Mongol, dan tiba di Cina dalam beberapa tahap. Utusan Islam Arab pertama datang ke Cina di masa Wangsa Tang pada 651 M, sembilan belas tahun setelah Nabi Muhammad wafat dan satu tahun setelah penaklukan bangsa Arab oleh Persia. Sejak itu, walau pun sebagian besar mereka merupakan orang Arab, tak dipungkiri juga terdapat pedagang Persia yang bermukim di pesisir tenggara Cina. Sekitar tahun 758 M, kaisar Cina Tang mengajukan permohonan pada Khalifah Abbasiyyah di Baghdad untuk mengirimkan 20.000 bala tentara untuk membantu memadamkan pemberontakan An Lushan. dan Para serdadu Arab serta Persia ini tinggal di Cina, Selanjutnya bermukim di wilayah-wilayah barat laut Ningzia dan Gansu. Setelah itu, pada 801M bangsa Tibet melibatkan 20.000 tentara bayaran Arab dan Sogdiana untuk membantu mereka dalam perang melawan kerajaan Nanzhao di Yunan, sebelah barat daya Cina. Walaupun Tibet mengalami kekalahan, para prajurit Muslim ini tetap tinggal di daerah itu. Gelombang kedatangan bangsa Arab terjadi lagi saat 15.000 prajurit Arab tiba pada tahun 1070 M dan  pada tahun1080 M pula atas undangan kaisar Cina yang bernama Song Sebelah Selatan untuk membangun sebuah kawasan penyangga di Cina, sebelah timur laut antara kerajaannya yang menciut dan Kekaisaran Khitan yang meluas.
Akan tetapi, bagian terbesar dari masyarakat Hui turun dari dua sampai tiga juta orang Muslim Asia tengah yang dibawa oleh penguasa Mongol, Khubilai (Kublai) Khan ke Cina pada tahun sekitar 1270an sebagai pasukan tempur cadangan. Mereka membantu penaklukannya atas Cina sebelah selatan di 1279 dan, di masa damai, menetap di seluruh Cina sebagai pedagang, buruh tani, dan pengrajin.
Salah satu cucu Khubilai Khan, yaitu Ananda, dibesarkan oleh orangtua asuhnya yang Muslim Persia. Pada 1285, ia menjadi Pangeran di Anxi, sebuah wilayah yang membentangi wilayah kerajaan Tangut yang takluk di Gansu, Ningzia, dan Sichuan. Kaum Tangut mengikuti perpaduan ajaran Buddha Tibet dan Cina. Bersama sepupunya, Ghazan Khan dari Wangsa Ilkhaniyyah di Persia, Pangeran Ananda menjadi mualaf pada 1295. Alhasil, 150.000 bala tentara Mongol yang kuat di Anzi dan sebagian besar kaum Tangut juga menganut Islam. Oleh karena itu, pada akhir Wangsa Yuan Mongol pada 1368, orang Hui menjadi kaum minoritas terbesar di Cina.

-          Perlindungan terhadap Orang Hui Selama Dinasti Ming

Menurut banyak cendekiawan, pendiri Dinasti Ming, ialah orang  Cina Han pribumi yang memerintah Cina setelah bangsa Mongol, sebetulnya merupakan seorang keturunan Hui, walaupun kenyataan ini tetap disembunyikan. Setelah mengalahkan bangsa Mongol, ia memberikan kemerdekaan keagamaan, politik, dan ekonomi pada masyarakat Hui. Akan tetapi, sebagai cara untuk melindungi mereka dari prasangka orang Cina Han, ia memerintahkan bahwa orang Hui wajib menikahi, berbicara dalam bahasa, dan berbusana layaknya orang Cina. Sejak saat ini, orang Hui kehilangan akar kebudayaan mereka yang beragam dan berasal dari nenek moyang mereka yaitu bangsa arab dan india .

-          Penganiayaan Umat Muslim oleh Manchu semasa Dinasti Qing

Sebagai reaksi keras terhadap perlindungan Ming atas orang Hui, Dinasti berikutnya yang memerintah Cina, ialah Dinasti Qing Manchu  pada tahun 1644 – 1912, disaat memulai tindakan penganiayaan terhadap orang Muslim di Cina. Penganiayaan ini merembet  hingga ke umat Muslim Uighur di daerah Turkistan Timur . Pada Sekitar  tahun 1648 M dan 1878M, lebih dari dua belas juta orang Muslim Hui dan Uighur terbunuh dalam  kegagalan melawan penindasan yang dilakukan Dinasti Qing. Dilain Pihak Warga Muslom Tibet juga mendapatkan penindasan oleh pasukan-pasukan Manchu dan Etnis Cina Han. Penganiayan ini juga merusak Sosial kebudayaannya dan Regenerasi Muslim diTibet.

-          Perpindahan ke Kirgizstan – Orang Dungan

Terdapat dua gelombang orang Hui berpindah ke Turkistan Barat di bawah kekuasaan Rusia pada akhir abad ke-19. Kelompok yang pertama tiba pada 1878 dari Gansu dan Shanzi, setelah permberontakan yang gagal melawan kekuasaan Manchu. Gelombang yang kedua datang pada 1881 dari lembah Sungai Ili di Turkistan Timur sebelah barat jauh. Bangsa Rusia telah menduduki daerah ini pada 1871, tapi setelah wilayah tersebut kembali ke pangkuan Cina dengan berlakunya Perjanjian St. Petersburg pada 1881, penduduk setempat diberi pilihan menjadi warga negara Cina atau Rusia. Dua gelombang pendatang Hui ini sebagian besar bermukim di lembah Sungai Chu Kirgizstan, dekat Bishkek. Mereka menyebut dirinya Orang Dungan karena sudah bertransmigrasi.

Hui menjadi 2 wilayah :Wilayah  Barat dan Wilayah Timur

Kini, orang Hui di Cina terbagi menjadi dua kelompok besar. Orang Hui wilayah Barat, berpusat di Ningxia, juga hidup di Gansu (baik di bagian dalam maupun luar Amdo), Qinghai, belahan barat Mongolia Dalam, dan provinsi-provinsi Cina sebelah utara seperti Shaanzi, Shanxi, Henan, dan Hebei. Inilah orang-orang Muslim yang dalam jumlah besar pindah ke Tibet Tengah dan yang sekarang memiliki sepertiga dari keseluruhan toko yang ada di Lhasa. Pusat kerohanian dan kebudayaan mereka adalah Lingxia, yang berkedudukan di antara Wihara Labrang dan Lanzhou di Gansu. Orang Hui Timur utamanya tinggal di belahan timur Mongolia Dalam berikut adalah Peta yang menggambarkan keadaan atau penyebaran Muslim-Muslim di Cina
(Sumber Gambar : GoogleSchoolar/Penyebaran muslim di cina)
Diskriminasi muslim cina mulai terasa setelah abad 19 dimana pemerintah yang dipegang oleh etnis Han secara otoriter melakukan pengucilan atau diskriminasi-diskriminasi dalam bidang tertentu yaitu diantaranya diskriminasi melalui Bidang Budaya, Bidang  Ekonomi, Bidang  Sosial dan Bidang Politik serta Bidang Pendidikan
-          Diskirminasi melalui bidang budaya
            Sedikit demi sedikit muslim Hui mulai terpinggirkan dari segi budaya seperti yang kita kenal Muslim Hui di abad 19 M dimana mereka selalu melakukan buka puasa bersama ketika dibulan Ramdhan tiba akan tetapi pemerintah cina mulai melarang kegiatan tersebut sedikit demi sedikit dengan melarang kegiatan tersebut dengan cara melarang berpuasa pada muslim hui dibulan Ramadhan bagi yang belum genap berusia 18 tahun ke atas. Berikut artikel yang menjelaskan mengenai pemerintahan Cina Melarang Muslim hui untuk berpuasa.
Pemerintah Cina melarang Muslim berpuasa selama bulan Ramadhan. Kebijakan larangan berpuasa itu ditujukan kepada penduduk Muslim di wilayah barat laut, yaitu Xinjiang, di mana larangan berpuasa selama bulan suci Ramadhan itu diberlakukan  ungkap surat kabar The National, Kamis. Pemerintah pusat Cina memberlakukan kebijakan larangan berpuasa itu, bertujuan menekan ekstrimisme Islam, ujar tokoh Partai Komunis Cina, yang diposting kepada  berbagai situs web pemerintah tentang larangan kegiatan puasa di bulan Ramadhan oleh Muslim, serta termasuk larangan mengunjungi masjid, ungkap surat kabar The National yang berbasis di UEA. 

            Pemerintah pusat Cina juga meminta pejabat di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur untuk mencegah penduduk Muslim setempat  berpuasa,karena akan berdampak terhadap kondisi kesehatan, tambah pejabat Cina itu.Larangan itu telah menyebabkan kelompok hak asasi di pengasingan memperingatkan kemungkinan akan terjadinya kekerasan baru. Kongres Uighur Dunia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan memaksa "Orang-orang Uighur  melakukan perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah China lebih keras," menurut The National.
            "Dengan melarang puasa pada bulan Ramadhan, pemerintah Cina menggunakan struktur kekuasaan yang dimilikinya, pemerintah Cina memaksa  Muslim Uighur  makan di siang hari sebagai upaya agar mereka buka puasa," kata Dilshat Rexit, juru bicara kelompok Muslim Uighur. Sebuah pernyataan yang juga dirilis dari Zongland sebuah kota Xinjiang di distrik Kashgar mengatakan "Pejabat di kabupaten itu  mengeluarkan kebijakan komprehensif untuk menjaga stabilitas sosial selama periode Ramadhan", ungkapnya. Pernyataan, yang diposting di situs web pemerintah Xinjiang, kemudian pemimpin partai diinstruksikan membawa "hadiah" makanan untuk para pemimpin lokal, dan menyatakan mereka makan selama bulan Ramadhan. Kita juga pernyataan diposting dengan biro pendidikan Wensu county menyarankan juga memastikan bahwa siswa makan di siang hari,  dan tidak ada yang masuk masjid selama bulan suci 30 hari.

Ada sekitar sembilan juta orang Uighur, yang berbahasa Turki yang merupakan  etnis mayoritas Muslim di wilayah Xinjiang. Mereka menghadapi tindakan yang sangat keras dari pamerintah Cina, diusir, ditahan, dan sebagian dibunuh, dan diusir, akibat mereka beragama Islam. Pada bulan Juli 2009, di Xinjiang terjadi kekerasan yang hebat, akibat tindakan pemerintah pusat Cina, yang terus-menerus menghancurkan Muslim di Uighur, yang tidak mau tunduk atas kebijakan pemerintah Cina yang sangat bengis terhadap mereka.
Tidak ada pilihan yang mereka lakukan kecuali mereka melakukan perlawanan terhadap militer pemerintah Cina, yang sangat brutal terhadap penduduk Muslim di Uighur. Kekerasan itu mengakibatkan sekitar 200 Muslim Uighur tewas (Sumber artikel dikutip dari VOA-Islam.Com)
Dari artikel yang penulis paparkan diatas sudah sangat jelas pemerintah cina melarang adanya kegiatan puasa Ramadhan dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) mungkin maksud dari kebijakan tersebut ialah atas kesamaan yang menganut system komunisme akan tetapi sangat tak rasional jika kita menelaah system komunisme dengan syariah agama Islam sendiri
Foto ini saat muslim Hui menolak dan mengencam kebijakan Pemerintah Cina yang melarang Muslim Hui untuk berpuasa dibulan Ramdhan yang mengakibatkannya 200 Muslim Hui Meninggal dunia akibat bentrok dengan aparat kepolisian setempat. Jika puasa Ramadhan masih boleh dilaksanakan maka muslim Cina Hui dalam menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi buka puasa bersama dengan biaya gotong royong berikut gambar yang di ambil dari muslim hui di xinjiang suasana buka puasa.
 
 Kita bisa lihat sebelah kanan ialah saat para muslim hui beribadah dibulan suci Ramadhan dan hati kita yang melihat sangatlah tentram (sumber foto Xinhuanet.com)
-          Diskriminasi Melalui bidang Ekonomi
            Ekonomi adalah salah satu penguat bangsa dimana adanya factor ekonomi yang kuat terdapat pula negeri atau bangsa yang kuat.Ternyata Muslim Hui di cina juga mendapatkan tekanan pada bidang ekonomi yaitu mereka mendapatkan kebijakan untuk membayarkan pajak jauh lebih besar dibandingkan dengan para non muslim yang bernamakan Han di xinjiang cina.
            Ekonomi inilah dimana muslim hui juga mengurang pendapatannya jika perpajakannya dinaikan hingga 2x lipat, beberapa tokoh muslim hui berpendapat bahwa kebijakan ini sangatlah berat sebelah dan memutuskan untuk melakukan unjuk rasa alias berdemo di depan gedung pemerintahan yang di kuasai oleh etnis Han, akan tetapi demo atau unjuk rasa ini berajalan dengan alot bahkan  terjadi unjuk rasa muslim Hui tersebut bersimbah darah dikarenakan Pemerintah Han membubarkan paksa para demostran. (sumber artikel Yasmina.com)
            Bukan Hanya dari segi perpajakan Muslim Hui didiskriminasikan sumber lain mengatakan bahwa ketika para petani Hui ingin menjualkan barang hasil panennya maka harus melapor kepada pemerintah cina terlebih dahulu dan akan dijual dengan harga dibawah harga pasaran yang berlaku dinegeri Cina tersebut. (Sumber “Xinjiang Uighurs bitter at invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report from Urumqi, 13 May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic Commission”)
-          Diskiriminasi Melalui Bidang Social
            Seperti yang banyak kita ketahui bahwa setiap Negara islam atau yang mempunyai penduduk muslim mereka selalu menggunakan Bahasa arab jikalau ingin berbicara selain Bahasa ibu di negerinya tinggal, disinilah cela kebijakan pemerintah Han untuk melarang penggunaan Bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari dan hanya boleh menggunakan Bahasa Mandarin saja.
            Kebijakan ini pula berdampak pada dilarangnya Sekolah-sekolah yang mengajarkan baca seni Al-Qur’an dan bahkan lebih dari 100 masjid sudah di sama ratakan dengan tanah dengan alih-alih untuk pemekaran kawasan atau daerah, tak hanya diam muslim hui pun melakukan serangan balik dengan melakukan gerakan-gerakan Sparatis. Dan ketika cina menyelegrakan Olimpiade Beijing sebenarnya juga memakan korban Masjid guna memperlancarkan jalannya olimpiade Beijing tersebut yang diikuti oleh seluruh lapisan Negara di dunia ini. (sumber artikel wall streetjurnal/gerakan sparatis muslim hui dan penghancuran masjid)

-          Diskriminasi Pada bidang  Politik
            Sebagai etnis yang berkuasa didaerah Xinjiang cina, Han selalu mempunyai power untuk melemahkan kaum minoritas yaitu muslim hui seperti kebijakan dilarang memasukan Muslim Hui dalam pemerintahan setempat jikalau ingin masuk dalam pemerintahan akan mendapatkan tes yang sangat tulis sehingga banyak dari muslim Hui tak lolos dalam penerimaan bekerja dipemerintahan.
            Dengan Sebab ini pula kebanyakan Muslim Hui menjadi pengangguran terbesar didaratan Negara Cina, jika mereka menganggur maka pekerjaan yang mereka kerjakan pasti hanya berladang atau berkebun. Sudah penulis terangkan bahwa hasil panen dari pertanian muslim Hui dijual sangat murah oleh pemerintah cina diluar dari harga pasaran dan disaat ini juga Muslim Hui sangat sulit mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintahan cina sekali pun ada persyaratannya pastilah dipersulit.
-          Diskriminasi Pada bidang Pendidikan
            Muslim Hui bisa dikatakan sangatlah susah/sulit jika  untuk mendapatkan Pendidikan apalagi mendapatkan pendidikan mengenai pelajaran agama islam disekolah walaupun sekolah tersebut bernafaskan Madrasah, Muslim Hui jika ingin mendapatkan pengetahuan agamanya meraka hanya belajar pada orang-orang ahli Agama Islam di daerah tempat tinggalnya dengan cara bersembunyi karena mereka belajar agama masih di awasi oleh aparatur pemerintahan.
            Berangkat dari sinihlah kebanyakan dai atau ulama-ulama cina mengajarkan atau memberikan pengajaran agama secara diam-diam kepada muslim Hui di Xinjiang Cina. Mereka mulai belajar kembali tentang Al-Qur’an dan Hadits serta ilmu-ilmu yang menyangkut tentang syariah islam yang lainnya. Bahkan ketika Solat Jum;at diadakan di salah satu masjid di daerah xinjiang dikawal sangat ketat oleh tentara-tentara dari pemerintah Cina guna memantau jalannya Khutbah jum’at takut jika dalam isi khutbahnya melakukan ajakan memberontak kepada pemerintahan Cina.
-          Etnis Han Melanggar HAM (Hak Asasi Manusia)
            Han adalah salah satu dari sekian warga non muslim yang hidup didaerah xinjiang Cina mereka  sebenernya menjadi sorotan dimata dunia mengenai peristiwa”Unjuk rasa yang dilakukan oleh muslim Hui yang menghasilkan pendarahan dan luka berat bahkan terjadi kematian” PBB ditahun 1949 menindak tegas acara yang melanggar HAM tersebut akan tetapi mereka bersih keras mengakatan hal ini harus dilakukan jika tidak takut akan terjadi pemberontakan yang lebih besar lagi melawan pemerintahan etnis HAN.

            Menurut penulis diskriminasi diatas saja sudah melanggar HAM berat, ditambah lagi pemerintah cina menggusur rumah-rumah hunian muslim hui di xinjiang dapat kita liat di youtube.com/ The Uighurs versus the Chinese Government dan masih banyak lagi pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah cina dalam melanggar mendiskriminasikan muslim Hui.








Kesimpulan
            Muslim Hui adalah satu dari sekian etnis muslim yang ada didaratan Cina dan berkembang di pemerintahan Cina, Muslim Hui juga dapat berkembang pesat karena adanya hubungan diplomatis terhadap Terhadap Dinasti Ming dan Kekhalifaan Usman Bin Affan yang saat itu berkuasa pada daerah jazirah arab sepeninggalan Rasulullah saw.
            Seperti yang kita ketahui selain hubunga diplomatis dan perdagangan pemerintah Dinasti Ming dengan secara resmi meminta Bantuan kepada khalifah usman bin affan guna meredam pemberontakan yang terjadi dimasa itu dan sekaligus mempersilahkan umat islam yang berasal dari arab, india dan mesir menempati daerah xinjiang sebagai balas budi Dinasti Tang terhadap prajurit-prajurit islam.
            Akan tetapi Diskriminasi mulai berkembang di kalangan elit penguasa setelah Dinasti Ming bubar atau runtuh, hingga sekarang banyak terjadinya diskriminasi baik dari bidang Sosial, Ekonomi, Politik,Budaya dan Pendidikan bahkan dari sinihlah terjadinya pelanggaran HAM besar di Kawasan Pemerintahan Cina dan sempat mencuat di PBB.
Dengan ini saya menyatakan Paper yang bertemakan “Diskriminasi Muslim di Cina Antara Etnis Hui dan Etnis Han”saya buat tanpa melakukan tindakan Plagiatrisme. Walaupun sang penulis mengetahui Paper yang dibuatnya masih jauh dari kata sempurna tapi besar harapan penulis paper yang dibuat dapat dibaca dan menjadi sarana informasi tentang keadaan diskriminasi Muslim Hui di Xinjiang Cina.




Daftar Pustaka
ü  Osman Abdullah Chuah, penelitian tentang interaksi antara minoritas Muslim Cina, Hui dengan non - Muslim International Islamic University Malaysia , Selangor , Malaysia. 27 Februari - 3 Maret 2001, New York, NY.
ü  www.Wall Street Jurnal/gerakan sparatis muslim hui dan penghancuran masjid.com
ü  Xinjiang Uighurs bitter at invasion of Chinese immigrants”, Agence France Presse report from Urumqi, 13 May 1997, citing officials from the Xinjiang Economic Commission

ü  http ://www.youtube.com/Uyghur still being Killed, look at the video and you will see